-->

Kelor Indonesia Tembus Pasar Dunia Rp 250.000/Kg, Jepang Minta 40 Ton Kelor Per Minggu

Dari  jumlah hasil panen itu menghasilkan 50 kg daun kelor kering atau  rendemen 10%. "Setiap bulan saya harus membayar ke Bram rata-rata Rp75  juta per bulan," ujar Dudi sambil tersenyum.

Selain dari Bram, Dudi juga  memperoleh pasokan tepung daun kelor dari para pekebun di NTT. "Mereka  sudah punya unit pengolahan sendiri sehingga bisa menjual dalam bentuk  tepung," tambahnya.
Pengeringan daun kelor sebelum diolah menjadi tepung.

Dudi tak menyangka kelor kini menjadi penyangga ekonomi keluarga.  "Dulu tidak pernah terpikir untuk berbisnis kelor," ujar produsen olahan  kelor bermerek Kelorina itu.

Saat Ir. Erna Witoelar menjabat sebagai  Menteri Permukiman dan Pengembangan Wilayah dan Siswono Yudohusodo  menjabat sebagai ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), ia  pernah diingatkan bahwa kita harus mengembangkan tanaman pangan tak  hanya sekadar untuk mencapai target ketahanan pangan, tapi lupa  memperhatikan kandungan nutrisinya.

"Oleh sebab itu wajar jika beberapa  wilayah di Indonesia masih banyak yang penduduknya mengalami malnutrisi  alias kekurangan gizi," jelas Dudi yang ketika itu aktif sebagai Ketua  HKTI Kabupaten Ciamis dan aktif juga di HKTI Pusat.

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter